Bioindikator

[Cacon’s Smart Hour]

Bioindikator

Apa itu Bioindikator?

Bioindikator adalah komponen biotik (tanaman/hewan/mikrobial) yang dapat dijadikan indikator kondisi/komposisi komponen biotik dan abiotik. 

Apa saja Contoh Bioindikator?

Contoh Bioindikator
1. Adanya sekumpulan capung/burung sriti (kapinis) biasanya menunjukkan (mengindikasikan) banyak terdapat makanan di tempat itu. Hal ini biasanya dijadikan patokan petani bahwa di lahannya sudah terdapat hama, sehingga dapat dilakukan penanganan dengan segera; 
2. Dalam satu hamparan lahan banyak terdapat/tumbuh pohon "harendong", maka itu mengindikasikan bahwa tanah di lahan itu masam (pH 4,5 - 5,5), karena harendong hanya tumbuh subur pada tanah dengan kisaran pH segitu; 
3. Jika menjelang malam terdapat banyak laron/siraru, biasanya mengindikasikan tidak akan hujan; 
4. Jika hewan hutan keluar dari persembunyiannya dan masuk ke pemukiman biasanya mengindikasikan akan terjadi bencana alam (gunung meletus); 
5. Jika tikus yang ada di kapal laut keluar dari persembunyannya dan berkumpul di bagian tertinggi atau loncat ke laut biasanya mengindikasikan akan terjadi badai; 
6. Jika populasi babi hutan meningkat, itu mengindikasikan menurunnya populasi pemangsanya (anjing hutan/harimau/macan tutul, dll.); 
7. Jika di suatu tempat seluruh daun pisang pada sobek, itu mengindikasikan angin di daerah tersebut sangat kencang. 

Jadi kesimpulannya bioindikator adalah hewan/tumbuhan yang dapat dijadikan pertanda/petunjuk/indikator keberadaan hewan/tumbuhan lain (biotik), iklim makro (musim, curah hujan, kecepatan angin, badai, dll) dan iklim mikro (jenis tanah, pH, salinitas (kadar garam), struktur tanah, fluktuasi suhu, dll.) di daerah tertentu. 







Related Articles

0 comments:

Posting Komentar